Beberapa penelitian ilmah telah menunjukkan bahwa para pemimpin politik besar dan orang-orang jenius di bidang kreatif mengalami gangguan mental lebih dari rata-rata umum. Sementara itu, hampir tidak mungkin membuktikan tokoh-tokoh sejarah dengan mendiagnosis dan membuktikan secara akurat dugaan yang dibuat oleh para peneliti. Namun hal ini tidak menghentikan para peneliti untuk tetap membuat dugaan. Berikut ini adalah para pemimpin politik besar dan orang-orang jenius di bidang kreatif yang diduga mengalami gangguan mental sepanjang hidupnya.
1. Abraham Lincoln – Depression?
Seorang
pemimpin besar yang juga merupakan Presiden Amerika Serikat ke 16 mulai
dari Maret 1861 hingga April 1865. Lincoln berhasil menjadi pemimpin
melewati berbagai krisis konstitusional, militer, moral, perang saudara
Amerika. Lincoln juga berhasil memperkuat persatuan, mengakhiri
perbudakan dan memodernisasi ekonomi serta keuangan. Abraham Lincoln
diduga mengalami depresi berat. Menurut salah satu teman penulis
biografi Lincoln, surat-surat yang ditinggalkan kepada teman-temannya
mengindikasikan bahwa Lincoln merupakan salah satu orang paling tertekan
yang pernah mereka lihat. Kedua orangtuanya dan beberapa anggota
keluarganya juga mengalami depresi berat, secara biologis penyakit ini
mungkin menurun kepada Lincoln. Puisi menghebohkan “Suicide’s Soliloquy” yang diterbitkan pada tahun 1838 diduga ditulis oleh Lincoln yang juga menguatkan bahwa dia mengalami deperesi berat.
2. Michaelangelo – Autism?
Banyak
orang yang bertanya-tanya bagaimana seseorang dari jaman dahulu dapat
membuat lukisan besar dan indah pada langit-langit gereja kapel Sistine.
Menurut sebuah jurnal yang diterbitkan pada Journal of Medical
Biography tahun 2004, gejala “single minded routine” (kelainan
pada seseorang sehingga dianggap memiliki dunia sendiri) yang dialami
oleh Michaelangelo mungkin telah memungkinkan hal itu terjadi. Menurut
orang-orang yang hidup pada jamannya, pelukis tersebut “sibuk dengan
realitas sendiri”. Sebagian besar anggota keluarga laki-laki juga
tercatat memiliki gejala yang sama. Michaelangelo juga mengalami
kesulitan membentuk hubungan dengan orang lain, dia hanya memiliki
beberapa teman dan tidak pernah menghadiri pemakaman saudara sedarahnya
sendiri. Semua hal ini dikombinasikan dengan kejeniusan dalam bidang
matematika dan seni.
3. Edvard Munch – Panic Attacks?
Serangan panik paling terkenal di dunia terjadi di Oslo pada bulan
Januari 1892. Munch mencatat peristiwa tersebut dalam buku hariannya:“Suatu malam saya sedang berjalan di sepanjang jalan, kota itu berada di salah satu sisi fjord. Saya merasa lelah dan sakit. Saya berhenti dan melihat keluar diatas fjord, matahari terbenam dan awan berubah menjadi merah darah. Saya merasakan jeritan melewati alam.” (fjord: merupakan semacam teluk yang berasal dari lelehan glaciar, yaitu tumpukan es yang sangat tebal dan berat).
Pengalaman ini telah mempengaruhinya begitu mendalam dan dia mengalami peristiwa tersebut lagi dan lagi, yang akhirnya dituangkan pada lukisan berdasarkan pengalamannya, serta menuliskannya pada sebuah puisi di buku hariannya. Meskipun tidak diketahui apakah Munch terserang penyakit panik lagi, beberapa anggota keluarganya juga mengalami gangguan mental. Pada saat itu, adiknya berada di rumah sakit jiwa.
4. Ludwig von Beethoven – Bipolar Disorder?
Ketika
sang komposer meninggal dikarenakan sakit liver yang dideritanya pada
tahun 1827, Beethoven telah berusaha mengobati dirinya sendiri akibat
masalah kesehatan dan alkohol selama beberapa tahun. Sayangnya, banyak
masalah kesehatan yang dideritanya mungkin dapat teratasi dengan
pengobatan saat ini, termasuk penyakit bipolar yang dialaminya. Seperti
yang telah diketahui banyak penggemar dan teman-temannya, ketika dia
sedang mabuk dia mampu menulis berbagai karya sekaligus. Pada saat-saat
kesehatannya memburuk, banyak karya-karyanya tercipta. Sayangnya, pada
saat itu juga dia juga berpikir untuk mengakhiri hidupnya, seperti yang
dikatakan oleh saudara-saudaranya dalam surat yang dia tulis. Pada awal
tahun 1813, merupakan episode dalam hidup Beethoven dimana di mengalami
depresi berat dan memutuskan untuk berhenti tampil di depan umum dan
sempat mengamuk dalam suatu pesta makan malam. Dia juga hampir
sepenuhnya berhenti menulis.
5. Charles Dickens – Depression?
Pada
usia 30, Dickens adalah seorang penulis terkenal di dunia. Memiliki
banyak kekayaan dan tampak memiliki semuanya. Kehidupan Dickens pada
masa kecil harus dilaluinya dengan sulit. Dia harus bekerja di pabrik
sepatu dan hidup sendiri ketika ayahnya masuk ke dalam penjara. Pada
masa sulit dan depresi yang dialaminya Dickens mulai menulis novel.
Novel pertamanya ditulis di tahun 1844 dengan judul The Chimes, yang
merupakan salah satu dari karyanya yang kurang dikenal. Setelah itu,
tulisan yang ditulis oleh teman-temannya mengatakan bahwa dia mulai
depresi pada saat memulai sebuah tulisan baru, akan tetapi suasana
hatinya akan mulai membaik secara bertahap pada saat dia menyelesaikan
tulisannya. Kondisi depresi Dickens mulai bertambah buruk seiring
bertambah usianya dan akhirnya harus berpisah dengan istrinya, seorang
aktris 18 tahun dan ibu dari sepuluh anak. Setelah dia mengalami
kecelakaan kereta api, 4 tahun sebelum kematiannya, dimana dia tidak
mengalami luka berat namun terpaksa untuk membantu penumpang lain yang
sekarat sebelum bantuan datang, depresi yang dialaminya bertambah berat
dan kreativitasnya berhenti begitu saja.
6. Charles Darwin – Agoraphobia?
Hingga
saat ini para ahli masih memperdebatkan masalah persis apakah yang
dialami oleh Darwin, akan tetapi apapun pendapat mereka, mereka
bersungguh-sungguh ingin mengungkapkannya. Meskipun dalam lima tahun
perjalanannya yang terkenal dan menghasilkan karya The Beagle yang
membuat karier nya terangkat. Sepanjang waktunya Darwin mengalami
kelumpuhan. Sementara dia berfokus pada gejala fisik sebagai penyebab
semua penderitaannya, disertai dengan tubuh gemetar, halusinasi, mual,
tangisan histeris, sepertinya penyebab utama agoraphobia yang membuatnya
terbaring di tempat tidur selama kurang lebih 30 tahun. Darwin juga
mengalami ketakutan untuk berbicara dengan orang-orang termasuk dengan
anaknya. Dalam suratnya dia menulis, “Saya dipaksa untuk hidup…sangat
tenang dan saya takut untuk melihat orang-orang dan bahkan tidak dapat
berbicara kepada orang paling dekat.” Dalam salah satu suratnya Darwin
juga pernah menulis ingin mengakhiri hidupnya karena publikasinya On the Origin Species,
kontrovesi yang menyebabkan dia banyak menderita. Berdasarkan catatan
detail setiap gejala baru atau gelaja yang berulang-ulang yang dia
alami, Darwin diduga menderita OCD atau hipokondria.
7. Wiston Churchill – Bipolar Disorder?
Sama
seperti Abraham Lincoln, Churchill adalah seorang pemimpin besar yang
tidak hanya berurusan dengan konflik pada tingkat internasional, tetapi
juga berjuang dengan gangguan mental diri sendiri pada saat yang sama.
Pada usia 30 tahun, dia mengeluh kepada teman-temannya bahwa dia diburu
oleh “the black dog of depression”. Pada saat itu dia duduk di
kursi parlemen dan akan berniat untuk bunuh diri. Churchill mengatakan
kepada dokter bahwa dia harus dirawat dengan hati-hati pada saat dia
berdiri di stasiun kereta api.“Saya tidak suka berdiri di dekat rel kereta api ketika kereta ekspress melintas,” Churchill berkata kepada dokternya. “Saya ingin segera kembali berdiri dan apabila mungkin saya ingin berada di pilar diantara saya dan kereta. Tindakan kedua akan mengakhiri semuanya. Beberapa tetesan putus asa.”
Anjing hitam akan mengikuti hingga sisa hidupnya. Pada tahap tertentu kepribadiannya akan berubah dengan cepat, dan suasana hatinya akan berubah dengan cepat. Pada saat berada pada tahap “periods of high mania” dia akan tetap terjaga sepanjang malam untuk menulis. Dalam sepanjang karier politiknya Churchill telah menghasilkan 43 buku.
8. Kurt Godel – Presecutory Delusions?
Godel
adalah seorang ahli matematika dan logika jenius, dan juga merupakan
sahabat dari Albert Einstein. Intelejensi super Einstein mungkin telah
membuatnya tampak sedikit aneh bagi rata-rata orang, sekilas Godel tidak
mengalami gangguan mental, namun di satu sisi Godel selalu berpikir
bahwa seseorang ingin meracuninya. Dia begitu yakin dengan delusi ini,
yang membuatnya hanya makan dari makanan yang dimasak oleh istrinya.
Ketika istrinya dirawat di rumah sakit selama enam bulan, Godel berhenti
makan dan akhirnya meninggal dalam kelaparan.
9. Leo Tolstoy – Depression?
Tolstoy
tidak menderita tanda-tanda yang jelas dari depresi hingga pada
pertengahan usianya, akan tetapi ketika dia mulai terpukul, hal itu
memukulnya dengan keras. Kepribadiannya mulai berubah drastis,
mempertanyakan hampir segala sesuatu dalam hidupnya. Pada suatu ketika
dia mengalami pergolakan dalam dirinya hingga memberikan segala harta
miliknya, menjalani hidup selibat dan sangat meyakini agamanya. Pada
suatu titik dia berheni untuk menulis dan berkata “Seni adalah tidak
berguna dan juga menyakitkan”. Tolstoy adalah contoh seseorang yang
sepertinya memiliki segalanya yang dibawanya dengan penyakit ini,
meskipun berasal dari keluarga kaya, penulis terkenal, ayah dari 3 anak,
seringkali terdorong untuk melakukan bunuh diri. Dia menulis dalam
salah satu suratnya, “Kemungkinan untuk melakukan bunuh diri telah
diberikan kepada setiap manusia, dan karena itu ia mungkin akan
melakukan bunuh diri.” Pada akhirnya Tolstoy menarik keluar dari lubang
ini dengan menjadi apa yang sekarang kita kenal dengan istilah terlahir
kembali sebagai Kristen.
10. Isaac Newton – Everything?
Salah
satu ilmuwan besar sepanjang masa yang pernah hidup juga salah satu
yang sulit untuk didiagnosis, namun para sejarahwan meyakini bahwa
banyak hal yang terjadi pada diri Newton. Para ahli menduga Newton
mengalami gangguan bipolar yang dikombinasikan dengan kecenderungan
psikotik. Ketidakmampuannya untuk berhubungan dengan orang, menyebabkan
para ahli menduga bahwa Newton mengalami autisme. Dia juga memiliki
kecenderungan menulis surat penuh dengan delusi gila, dan beberapa
sejarahwan meyakini bahwa gejala-gejala yang dialami Newton adalah
gejala pada skizofrenia. Apakah dia menderita atau merupakan kombinasi
dari penyakit serius, tidak menghentikannya untuk menciptakan karya di
bidang kalkulus, teori gravitasi dan menciptakan teleskop, suatu
prestasi besar di bidang sains.
Post a Comment